Doktrin Keselamatan (Soteriologi) – (Christian Robirosa, 2022, 262 hal, pdf)

Deskripsi

Sekalipun
telah banyak diterbitkan buku-buku tentang Doktrin Keselamatan (Soteriologi),
namun masih ada suatu kebutuhan untuk menggambarkan doktrin ini secara
menyeluruh dan utuh (holistik) agar orang-orang Kristen tidak dibingungkan oleh
banyaknya cabang-cabang pemahaman tentang Doktrin ini di dalam Gereja. Jika
kita mau tekun untuk mempelajari Kitab Suci secara runut dan teratur, maka kita
akan dapat melihat dengan terang benderang tentang sejarah penyelamatan Allah
ini dan dapat memegang teguh pengajaran yang memiliki dasar alkitabiah yang
kuat dan holistik. Dengan demikian para siswa Seminari nantinya akan dapat
menjadi Pemimpin Kristen yang tidak picik dan pada gilirannya dapat mengajarkan
Doktrin Keselamatan yang benar kepada jemaatnya.

iNTISARI
dari kekristenan adalah tentang sejarah penciptaan manusia, kejatuhannya di
dalam dosa dan tindakan penyelamatan Allah. Seluruh Alkitab berisi tentang 3
episode sejarah manusia ini. Perjanjian Lama berisi tentang sejarah penciptaan
manusia, kejatuhan manusia ke dalam dosa dan nubuatan-nubuatan dan janji-janji
Allah tentang penebusan dan pemulihan hubungan manusia dengan Allah melalui
penebusan Mesias. Perjanjian Baru berisi berita tentang penggenapan semua janji
tentang penebusan itu dan berdirinya suatu umat baru pilihan Allah.

Buku ini merangkumkan secara padat iman Kristen
yang berpusat kepada berita tentang Allah Yang Benar
dan Jalan Keselamatan yang disediakan-Nya. Sejak
sebelum permulaan zaman,
Allah telah mempersiapkan Jalan Keselamatan bagi umat manusia
agar mereka dapat mengenal,
bersekutu dengan-Nya dan memuliakan Dia selamanya. Jalan itu
telah dinyatakan kepada
manusia pertama saat mereka
jatuh kedalam dosa, diteruskan oleh keturunan-keturunan Adam yang mengenal-Nya, dan
akhirnya digenapi melalui inkarnasi Firman-Nya sebagai manusia Yesus Sang Mesias.
Sekarang Jalan Keselamatan itu telah disediakan Allah. Manusia hanya dituntut untuk mempercayainya
agar memperoleh hubungan kembali dengan Allah. Inilah yang
disebut dengan “Keselamatan.”

Dengan membaca dan mengerti buku ini dengan baik, maka para
siswa Seminari maupun kaum Kristen Awam dapat dengan sendirinya menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah menimbulkan perpisahan konsep Keselamatan di
dalam Gereja. Sebagai contoh, apakah Keselamatan itu merupakan kerjasama antara
Allah dengan manusia seperti yang dipegang oleh Gereja-gereja Pantekosta dan
Karismatik secara umum, atau Keselamatan merupakan anugerah Allah saja seperti
yang dipegang oleh Gereja-gereja Protestan? Konsekuensinya, jika Keselamatan
merupakan kerjasama antara manusia dengan Allah, maka Keselamatan bisa hilang,
karena manusia bisa (baca: pasti) gagal. Karena itu Keselamatan bisa hilang.
Sebaliknya, jika Keselamatan adalah anugerah Allah semata, maka Keselamatan
tidak mungkin gagal karena Allah berkuasa untuk menyelesaikan
rencana-rencananya. Dari perbedaan pemahaman ini lalu timbul banyak
perbedaan-perbedaan lain, misalnya konsep tentang apa arti murtad, apa arti dan
fungsi “kehendak bebas” dsb.