The Soteriology of Leo the Great (Bernard Green, 2008, 288 hal., pdf)

Deskripsi

Leo Yang Agung adalah penerima manfaat dari konsolidasi kekuasaan kepausan di Roma dan Kristenisasi kota selama abad sebelumnya. Dalam studi yang bernuansa hati-hati ini, Bernard Green menunjukkan pengaruh yang bekerja pada perkembangan paus yang terkenal ini sebagai pemikir teologis, termasuk dua nama teologis paling terkenal pada masa itu, Ambrosius dari Milan dan Agustinus dari Hippo. Green memetakan perjalanan teologis Leo dari pertemuan pertamanya dengan kontroversi Pelagian dan Nestorian, di mana dia melibatkan Cassian sebagai penasihat.

Leo mengambil pandangan yang mengagumi meskipun terbatas tentang Cyril dari Alexandria tetapi salah memahami kelemahan dalam pemikiran Nestorius. Sebagai paus, Leo mengkhotbahkan Kekristenan sipil, dapat diakses oleh semua warga negara, membaptis kebajikan masa lalu klasik dan sipil. Studi tersebut kemudian memeriksa khotbah-khotbah Leo yang baru-baru ini ditanggalkan dan mengungkap evolusi pemikirannya saat dia menyusun soteriologi yang memberi nilai penuh pada keilahian dan kemanusiaan Kristus, terutama sebagai reaksi terhadap Manichaeisme.

Dalam krisis yang mengarah ke Chalcedon, kesalahpahaman Leo tentang Nestorius sebelumnya mempengaruhi isi bukunya, yang tidak khas dari Kristologi dan soteriologi yang dia kembangkan dalam khotbahnya sebelumnya. Green secara persuasif menyimpulkan bahwa penekanannya pada perbedaan dua kodrat adalah upaya yang tidak biasa untuk menanggapi Eutyches dan Nestorius, seperti yang dipahami paus ini.

Dalam terang Chalcedon, Leo membuat pernyataan Kristologi yang telah direvisi, Surat kepada para biarawan Palestina, yang lebih lengkap dan lebih selaras dengan karakteristik pemikirannya.